Untuk dapat menciptakan suasana pekerjaan yang sehat dan
menyenangkan, kesejahteraan guru secara jasmani dan rohani perlu
diperhatikan Apa yang diharapkan Guru dari pekerjaan mereka ? Tentunya
pekerjaan yang menyenangkan, perlakuan yang layak, kesejahteran dalam
keluarga, perasaan bersatu, penghasilan yang memadai, penghargaan yang
wajar.
Guru menghendaki kebutuhan hidupnya terpenuhi, merasa aman, ada
jaminan hari tua,biaya perawatan kesehatan, cuti, dan fasilitas yang
dapat meringankan beban. Untuk menjawab persoalan tersebut dan
meningkatkan kinerja dewan guru, staf dan karyawan MTs Raudhatun Nasihin
yang saat ini sedang mengemban tugas yang mulia sebagai tenaga pendidik
dan kependidikan maka kepala MTs Raudhatun Nasihin, Ashrin Muftadi,
S.Ag tadi pagi mengadakan rapat bersama dengan dewan guru, staf dan
karyawan MTs Raudhatun Nasihin. Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala
MTs Raudhatun Nasihin ini membahas berbagai persoalan yang menyangkut
keprofesionalan dewan guru, staf dan karyawan.
Hal mendasar yang menjadi pembicaraan Kepala MTs RN adalah tentang
kedisiplinan guru dalam mengajar, karena selama ini ada guru yang sering
datang terlambat sehingga menyebabkan kegiatan proses belajar mengajar
kurang efektif. Untuk itu kepala Madrasah meminta kesadaran dari guru
yang mulai sering datang terlambat untuk mengubah sikap yang demikian,
karena guru merupakan sosok yang menjadi contoh bagi para siswa.
Dicontohkan oleh Kepala Madrasah, “jika seorang guru terlambat satu kali
saja dan hal itu disengaja maka hal tersebut akan berulang dan menjadi
kebiasaan”. Jika kebiasaan yang buruk ini terjadi kepada guru, maka
tidak musthail hal ini akan dicontoh oleh para siswa, sehingga penanaman
karakter yang nanti akan tumbuh pada diri siswa akan menjadi salah.
Atas dasar tersebut, dengan tegas Kepala MTs RN menghimbau kepada dewan
guru untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut.
Selain memberikan teguran kepada guru yang kurang disiplin dalam
kehadiran, kepala MTs Raudhatun Nasihin juga memberikan pengarahan
kepada dewan guru supaya lebih memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan
para siswa. Seorang guru jangan hanya memenuhi tugas sebagai pengajar,
akan tetapi akan lebih bijak jika guru juga memperhatikan apa yang
menjadi keinginan siswa dalam proses belajar mereka. Kepala Madrasah
juga menyinggung guru yang tidak menguasai materi dalam mengajar,
menurut Kepala Madrasah bagaimana proses belajar mengajar akan
menyenangkan jika seorang guru tidak menguasai materi yang akan
diberikan kepada siswa? Seharusnya seorang guru itu mempunyai persiapan
sebelum mengajar sehingga siswa akan merasa senang kepada guru atau
materi yang diberikan.
Terlebih lagi jika persiapan guru tersebut sudah sangat matang dengan ditunjang dengan silabus dan RPP yang telah dibuat sendiri oleh guru di rumah. Aseekuu,,(dialek Semende, maknanya sama dengan imajinasi yang tak tehingga).
Hal lain yang diberikan oleh kepala Madrasah untuk mendukung dan membangkitkan “professional growt” para guru adalah dengan mengingatkan kepada guru bahwa selain tugas mengajar, seorang guru harus mempunyai rasa cinta yang lebih terhadap madrasah/sekolah. Perasaan cinta yang lebih tersebut bermakna bahwa untuk mendukung kemajuan fisik madrasah harus ada sumbangan dari dewan guru.
Hal lain yang diberikan oleh kepala Madrasah untuk mendukung dan membangkitkan “professional growt” para guru adalah dengan mengingatkan kepada guru bahwa selain tugas mengajar, seorang guru harus mempunyai rasa cinta yang lebih terhadap madrasah/sekolah. Perasaan cinta yang lebih tersebut bermakna bahwa untuk mendukung kemajuan fisik madrasah harus ada sumbangan dari dewan guru.
Sumbangan tersebut bukan berbentuk materi yang diharapkan, tetapi
sumbangan pemikiran yang kritis dan tenaga yang konstruktif untuk
kemajuan bersama. Jika kondisi fisik suatu madrasah mengalami kemunduran
maka yang harus berperan pertama sekali adalah dewan guru, staf dan
karyawan dari Madrasah itu sendiri. Karena tidak mungkin kita madrasah
akan mendapatkan perhatian langsung dari pemerintah untuk bangunan
fisik, sebab jika hubungan dengan pemerintah tentunya memrlukan waktu
dan proses. Misalnya saja bentuk fisik yang dimaksud adalah pagar
sekolah, wc atau jalan setapak. Hal ini memerlukan tenaga guru untuk
menjaganya. Atau keindahan fisik yang lain seperti taman sekolah, untuk
menjadikannya asri maka peran guru terutama ibu guru yang mengerti
tentang keindahan untuk mewujudkannya.
Analogi yang diberikan kepala MTs Raudhatun Nasihin seperti ini,
“jika siswa merasa senang pada lingkungan sekolah, maka siswa akan
mengingat bangunan fisik sekolah. Selanjutnya siswa akan mengingat
suasana kelas tempat mereka belajar. Jika kondisi ini berlanjut, maka
siswa akan mengingat pada situasi guru mengajar yang pada akhirnya siswa
akan mengingat materi yang telah diberikan oleh guru dan hal inilah
yang menjadi kunci keberhasilan dari pebentukan karakter siswa”.
Harapan terbesar dari kepala MTs Raudhatun Nasihin setelah
memberikan “professional growt” kepada dewan guru adalah terbentuknya
staff morale. Staff morale yang baik akan membentuk staff harmony. Staff
morale dan staff harmony akan membentuk human Ralatioan di antara Dewan
Guru, Staf dan Karyawan di MTs Raudhatun Nasihin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar